Benci
Secara tiba-tiba, kutemukan tulisan. Sangat panjang. Menceritakan kesedihan. Tadinya aku menanggapi itu. Merasa iba, kasihan, dan mencoba merangkul dari kejauhan. Tapi, apa yang aku dapatkan? Ketika aku mencoba menceritakan permasalahan. Dia pergi dengan perlahan. Menghilang begitu saja, setelah apa yang aku ceritakan. “Begitu kamu menanggapi orang yang tak lagi menjadi milikmu?” Tanyaku penasaran. Karena diriku dilanda ketidakpastian. “Terserah kamu menganggapnya apa. Kamu dengan yang lain tidak tahu kebenerannya” Jawabnya. “Lalu, kenapa kamu tidak memberitahukan kebenarannya?” Ia tidak menjawab. Dari situ…